Senin, 21 November 2016

Pengertian & Syarat Khutbah, Tablig, dan Dakwah

KHUTBAH
Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat untuk ṡalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa.

*Ketentuan Khutbah
a. Syarat khatib
-Islam.
-Ballig.
-Berakal sehat.
-Mengetahui ilmu agama.

b. Syarat dua khutbah
-Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur.
- Khatib duduk di antara dua khutbah.
-Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas
-Tertib

 c. Rukun khutbah
-Membaca hamdallah
-Membaca syahadatain
-Membaca shalawat
-Berwasiat taqwa
-Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
-Berdoa pada khutbah kedua

d. Sunah khutbah
-Khatib berdiri ketika khutbah
-Mengawali khutbah dengan memberi salam
-Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
-Khatib menghadap jamaah ketika khutbah
-Menertibkan rukun khutbah
-Membaca surat al-Ikhlās ketika duduk di antara dua khutbah


TABLIG
Tablig adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Misalnya, Rasulullah saw. memerintahkan kepada sahabat yang datang di majlisnya untuk menyampaikan suatu ayat kepada sahabat yang tidak hadir. Dalam pelaksanaan tablig, seorang mubaligh (yang menyampaikan tablig) biasanya menyampaikan tabl³g-nya dengan gaya dan retorika yang menarik. Ada pula sekarang istilah tablig akbar, yaitu kegiatan menyampaikan “pesan” Allah Swt. dalam jumlah pendengar yang cukup banyak.

*Ketentuan Tablig
Tabligh artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut muballig. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan ajaran Islam. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Syarat muballig
-Islam.
-Ballig.
-Berakal.
-Mendalami ajaran Islam.

b. Etika dalam menyampaikan tabligh
-Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
-Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
-Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
-Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
-Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
-Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.


DAKWAH
Dakwah yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da’wah billisān dan da’wah bilhāl. Kegiatan bukan hanya ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya.

*Ketentuan Dakwah
 Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i. Ada dua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisān) dan dengan perbuatan (da’wah bilhāl). Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam berdakwah adalah seperti berikut.

 a. Syarat da’i
-Islam,
-Ballig,
-Berakal,
-Mendalami ajaran Islam.

b. Etika dalam berdakwah:
-Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
-Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
-Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
-Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.


sumber : Buku Pendidikan Agama Islam kelas XI kurikulum 2013

Senin, 23 Februari 2015

Fenomena Sleep Paralysis / Kebangun

Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi, ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak, seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.


Ya, kalian mengerti maksud saya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dulu, saya sempat mengira kalau kata fenomena ini disebut Lucid Dream. Namun, ternyata saya salah. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur) atau The Old Hag Syndrome.

Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan. Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.

Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).

Lalu, pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkannya?

Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.

Ketika kita tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.

Ketika kita tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil.

Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.

Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.

Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.

"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."

Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.

Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang muncul di kamar kita?


Florence Cardinal
, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.

Lalu, kita bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki. Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau "diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan Sleep Paralysis.

Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.

Lalu, fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.

Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih sering mengalaminya (Ironis bukan?).

Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis/Kebangun?

Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:

1. Tidurlah yang cukup dan teratur
2. Kurangi Stress
3. Berolahragalah secara teratur


Tapi yang terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera berlalu.

Rabu, 28 Januari 2015

Deja Vu


Pernahkah Anda mendengar istilah Dejavu ? Dejavu kerap sekali kita dengar dimasa-masa era globalisasi seperti sekarang ini.
Mari kita simak informasi Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid (57): 22: “Tidak suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan dirimu, kecuali sudah ada dalam kitab sebelum Kami jadikannya.”
Ketika Anda diperkenalkan dengan seseorang, pernakah terbersit dalam hati, “Rasanya saya pernah bertemu orang ini. Dimana, ya?” Padahal, Anda belum pernah bertemu sebelumnya. Itu disebut gejala “deja vu”. Deja vu adalah sebuah frasa Prancis dan artinya secara harfiah berarti pernah melihat sebelumnya. Fenomena ini juga disebut istilah paramnesia dari bahasa Yunani. Deja vu adalah suatu perasaan aneh ketika seseorang merasa pernah berada di suatu tempat sebelumnya, padahal belum. Atau pernah mengalami suatu peristiwa yang sama persis, padahal tidak. Konon, orang yang sering mengalami hal itu memiliki bakat spiritual yang tinggi. Menurut para pakar, setidaknya 70 persen penduduk bumi pernah mengalami fenomena ini. Jadi, fenomena psikologi tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang.
Bagaimana penjelasan ilmu psikologi tentang deja vu? Pada awalnya beberapa ilmuan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama optical pathway delay ini patah ketika ditemukan bahwa orang buta pun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.
Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan penderita deja vu kronis, orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peritiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum) dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’-nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.
Meskipun para skeptis menganggap itu hanya sensasi. Namun, banyak juga ahli yang percaya bahwa hal itu memang nyata. Ada yang menyebut bahwa peristiwa yang dirasakan berlangsung pada kehidupan silam. Ini bagi penganut paham reingkarnasi. Bagaimana bagi orang Islam? Jawaban yang tegas disampaikan dalam Buku: “Mukjizat Sains Dalam Al-Qur’an”. Surat Al Hadid ayat 22 di atas memberi sekilas isyarat. Bahwa segala sesuatu yang belum terjadi, sudah tertulis dalam kitab.
Semua peritiwa di bumi dan perbuatan kita memang sudah ada sejak awal. Lalu, akan terjadi satu per satu secara berurutan. Dan pada waktunya, akan terekam dalam saraf penyimpanan di otak, mungkin suatu ketika terjadi short-circuit, korslet di otak seseorang. Lintasan listrik di otak melompat nyerempet sinyal ke wilayah yang belum terjadi. Maka orang merasa sudah pernah mengalami atau melihat sesuatu. Padahal yang terjadi adalah dia “pernah” melihat, tetapi di masa depan. Selama ini “pernah” hanya dikaitkan denganmasa lalu. Gajala deja vu memperluas makna “pernah” hanya dikaitkan dengan masa lalu dan juga masa depan.
Contoh deja vu, dapat juga kita lihat pada artikel saya yang lalu berjudul, “Rencana Allah Atau Jaring-Jaring Kebetulan”. Kutipannya sebagai berikut “Pada tahun 1898, jauh sebelum tenggelamnya kapal Titanic, Morgan Robertson menulis sebuah novel berjudul futility. Kisah fiktif yang ditulisnya memiliki kemiripan yang luar biasa dengan peristiwa tenggelamnya Titanic pada tahun 1912. Nama kapal dan berat serta sekoci-sekocinya pun mirip sekali. Dalam novel tersebut, Morgan menamai kapalnya Titan, sedangkan yang “asli” bernama Titanic, Berat Titan 70.000 ton, sedangkan Titanic 66.000 ton. Titan memiliki 24 sekoci, sedangkan Titanic 20, padahal yang direncanakan 40. Pemilik Titan dilukiskan sebagai orang angkuh. Kenyataannya, pemilik Titanic pun demikian.”
Aneh? Tidak juga. Kita lihat dalam Surat Al Fath (48) ayat 27: “Sesungguhnya Allah telah membuktikan kepada Rasul-Nya kebenaran mimpi dengan sebenarnya, bahwa kamu akan memasuki Mesjidil Haram insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya tanpa perasaan takut. Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat”, Allah membuka peritiwa ketika nantinya Rasulullah Saw, memasuki Mekah dengan aman. Padahal, itu belum terjadi. Lalu Surat Ar-Ruum (30) ayat 2-4: “Telah dikalahkan bangsa Rumawi (oleh bangsa Persia), di negeri yang terdekat (ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina) dan merka sesudah kalah itu akan menang (mengalahkan bangsa persia), dalam beberapa tahun (saja). Allah yang memutuskan (keadaan) sebelum dan sesudah (terjadi kalah menang itu). Pada hari (kemenangan Rumawi itu) bergembiralah orang-orang yang beriman,” yang berisikan tentang kemenangan Romawi atas Persia, padaha itu baru terjadi beberapa tahun kemudian. Itu contoh penyingkapan terhadap peristiwa yang belum terjadi bagi siapa pun yang membaca Al-Quran. Ternyata, selain kepada para nabi, kadang-kadang Allah memberikan “bocoran” masa depan kepada manusia biasa juga. Masa depan memang sudah ada saat ini. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak bisa melihatnya. Kecuali mungkin sekilas deja vu yang dialami segelintir orang tadi.

Teori-Teori Deja Vu.
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.

Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada kalian sebuah gambar yang sangat terkenal. Ini dia :


Foto di atas adalah foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.

Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.